KB SUNTIK HORMONAL
A.
Pengertian
Kontrasepsi Suntik
Kontrasepsi adalah suatu cara untuk mencegah
terjadinya kehamilan yang bertujuan untuk menjarangkan kehamilan, merencanakan
jumlah anak dan meningkatkan kesejahteraan keluarga agar keluarga dapat
memberikan perhatian dan pendidikan yang maksimal pada anak. (Harnawaty, 2008)
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui suntikan
hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB
suntikan ini di Indonesia
semakin banyak dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis,
harganya relatif murah dan aman. (Harnawaty, 2008)
B. Cara kerja kontrasepsi Suntik
1.
Mencegah ovulasi (masa subur)
Suntikan KB ini merupakan suatu cairan yang berisi zat
untuk mencegah kehamilan (menghalangi ovulasi/pembuahan) selama jangka waktu
antara 1-3 bulan.
2.
Mengubah lendir serviks (vagina) menjadi kental dan
menghambat sperma serta menimbulkan perubahan pada rahim.
Cairan yang terdapat dalam KB suntik tersebut
merupakan hormon sintetis progesteron. Hormon inilah yang akan membuat lender
rahim menjadi kental sehingga sel sperma tidak dapat masuk ke rahim.
3. Mencegah terjadinya pertemuan sel telur
& sperma
Hormon
progestin juga mencegah pelepasan sel telur yang dikeluarkan tubuh wanita.
Tanpa pelepasan sel telur, seorang wanita tidak akan mungkin hamil.
4. Mengubah kecepatan transportasi sel telur
dan menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi
Selain itu
pada penggunaan Depo Provera, endometrium menjadi tipis dan atrofi dengan
berkurangnya aktifitas kelenjar. Sedangkan hormon progestin dengan sedikit
hormon estrogen akan merangsang timbulnya haid setiap bulan. (Saifudin, 2003)
C.
Macam/jenis dan lama penggunaan suntik
Tersedia 2 jenis
kontrasepsi suntikan yang mengandung progestin, yaitu:
1.
Depo
medroksiprogesteron asetat (DMPA), yang mengandung 150 mg DMPA, yang
diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuscular (di daerah bokong).
2.
Depo norestisteron enantat (Depo Noristerat), yang
mengandung 200 mg noretindron enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara
disuntik intramuskular.
3.
Cyclofem (jenis sunyikan kombinasi) mengandung 25 mg
depo medroksiprogesteron asetat dan 5 mg estradiol sipionat yang diberikan
injeksi im. (Saifudin, 2003)
D. Daya guna/efektifitas KB suntik
Ketiga kontrasepsi suntik tersebut memiliki
efektifitas yang tinggi, dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan/tahun, asal
penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah
ditentukan. (Saifudin, 2003)
E.
Kontra
indikasi KB suntik
Beberapa
keadaan kelainan atau penyakit, merupakan kontra indikasi pemakaian suntikan
KB. Ibu dikatakan tidak cocok menggunakan KB suntik jika ibu sedang hamil, ibu
yang menderita sakit kuning (liver), kelainan jantung, varises (urat kaki
keluar), mengidap tekanan darah tinggi, kanker payudara atau organ reproduksi,
atau menderita kencing manis. Selain itu, ibu yang merupakan perokok berat,
sedang dalam persiapan operasi, pengeluaran darah yang tidak jelas dari vagina,
sakit kepala sebelah (migrain) merupakan kelainan-kelainan yang menjadi
pantangan penggunaan KB suntik ini.(Farmakoterapi, 2009)
F. Indikasi KB suntik
Yang dapat memakai KB suntik kombinasi:
1.
Usia reproduksi
2.
Telah memilki anak ataupun belum memiliki anak
3.
Ingin mendapat kontrasepsi dengan efektifitas tinggi
4.
Menyusui pasca persalinan > 6 minggu
5.
Pasca persalinan dan tidak menyusui
6.
Anemia
7.
Nyeri haid
8.
Haid teratur
9.
Riwayat kehamilan ektopik
10. Sering
lupa menggunakan pil
Yang dapat memakai kontrasepsi
suntikan progestin
1.
Usia reproduksi
2. Nulipara dan telah punya banyak anak
3.
Menghendaki kontrasepsi jangka panjang
4.
Menyusui
5.
Setelah melahirkan dan tidak menyusi
6.
Setelah abortus
7.
Telah banyak anak tapi belum menginginkan tubektomi
8.
Perokok
9.
Tekanan darah < 180/110 mmhg
10. Menggunakan
obat epilepsy
11. Anemia
defisiensi besi
12. Tidak dapat memakai kb yang mengandung
esterogen
13. Mendekati
usia menopause
G. Keuntungan KB suntik
Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sementara yang
paling baik, dengan angka kegagalan kurang dari 0,1% pertahun (Saifuddin,
1996). Suntikan KB tidak mengganggu kelancaran air susu ibu (ASI), kecuali
Cyclofem. Suntikan KB mungkin dapat melindungi ibu dari anemia (kurang darah),
memberi perlindungan terhadap radang panggul dan untuk pengobatan kanker bagian
dalam rahim. Kontrasepsi suntik memiliki resiko kesehatan yang sangat kecil,
tidak berpengaruh pada hubungan suami-istri. Pemeriksaan dalam tidak diperlukan
pada pemakaian awal, dan dapat dilaksanakan oleh tenaga paramedis baik perawat
maupun bidan.
Kontrasepsi suntik yang tidak mengandung estrogen
tidak mempengaruhi secara serius pada penyakit jantung dan reaksi penggumpalan
darah. Oleh karena tindakan dilakukan oleh tenaga medis/paramedis, peserta
tidak perlu menyimpan obat suntik, tidak perlu mengingat setiap hari, kecuali
hanya untuk kembali melakukan suntikan berikutnya. Kontrasepsi ini tidak
menimbulkan ketergantungan, hanya saja peserta harus rutin kontrol setiap 1, 2
atau 3 bulan. Reaksi suntikan berlangsung sangat cepat (kurang dri 24 jam), dan
dapat digunakan oleh wanita tua di atas 35 tahun, kecuali Cyclofem.
H. Kekurangan KB suntik
1.
Gangguan haid.
Siklus
haid memendek atau memanjang, perdarahan yang banyak atau sedikit, spotting,
tidak haid sama sekali.
2.
Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu
3.
Permasalahan berat badan merupakan efek samping
tersering
4.
Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian
pemakaian
5. Terjadi perubahan pada lipid serum pada
penggunaan jangka panjang
6.
Pada penggunaan jangka panjang dapat menurunkan
densitas tulang
7.
Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan
kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala,
nervositas, dan jerawat.
I.
Efek samping
Efek samping suntik DMPA adalah sebagai berikut :
1.
Gangguan Haid
Gejala dan keluhan dalam gangguan pola haid yaitu:
a.
Amenorrea
Tidak datangnya haid selama akseptor mengikuti
suntikan KB selama tiga bulan bertutut – turut. Gangguan pola haid amenorrea
disebabkan karena terjadinya atrofi endometrium yaitu kadar estrogen turun dan
progesteron meningkat sehingga tidak menimbulkan efek yang berlekuk – lekuk di
endometrium (Wiknjosastro, 2005)
b.
Spotting
Bercak – bercak perdarahan di luar haid yang terjadi
selama akseptor mengikuti KB suntik. Gangguan pola haid spotting disebabkan
karena menurunnya hormon estrogen dan kelainan atau terjadinya gangguan
hormone. (Hartanto, 2003)
c.
Metroraghia
Perdarahan yang berlebihan di luar siklus haid.
Gangguan pola haid metroraghia disebabkan oleh kadar hormon estrogen dan
progesteron yang tidak sesuai dengan kondisi dinding uterus (endometrium) untuk
mengatur volume darah menstruasi dan dapat disebabkan oleh kelainan organik
pada alat genetalia atau kelainan fungsional (Depkes RI, 1999).
d.
Menorraghia
Datangnya darah haid yang berlebihan jumlahnya tetapi masih dalam siklus
haid. Gangguan pola haid menorragia disebabkan karena ketidakseimbangan hormon
estrogen dan progesteron sehingga menimbulkan endometrium menghasilkan volume
yang lebih banyak (Depkes RI, 1999).
2.
Perubahan Berat Badan (BB)
Gejala dan keluhan dalam perubahan
BB yaitu:
a.
BB bertambah
dengan kenaikan rata-rata untuk setiap tahun antara 2,3 – 2,9 Kg. Perubahan BB
kemungkinan disebabkan karena hormon progesteron mempermudah perubahan karbohidrat
dan gula menjadi lemak, sehingga lemak banyak yang bertumpuk di bawah kulit dan
bukan merupakan karena retensi (penimbunan) cairan tubuh, selain itu juga DMPA
merangsang pusat pengendali nafsu makan di hipotalamus yang dapat menyebabkan
akseptor makan lebih banyak dari biasanya. Akibatnya pemakaian suntikan
dapat menyebabkan berat badan bertambah (Hanafi, 2003).
b.
BB berkurang dengan penurunan rata-rata setiap tahun
antara 1,6 – 1,9 Kg (Depkes, 1999).
3.
Sakit kepala
Gejala
dan keluhan dalam sakit kepala yaitu rasa berputar atau sakit di kepala, yang
dapat terjadi pada satu sisi atau kedua sisi atau seluruh bagian kepala.
Biasanya bersifat sementara. Pusing dan sakit kepala disebabkan karena reaksi
tubuh terhadap progestreon sehingga hormon estrogen fluktuatif (mengalami
penekanan) dan progesteron dapat mengikat air sehingga sel – sel di dalam tubuh
mengalami perubahan sehingga terjadi penekanan pada syaraf otak ( Depkes,
1999).
4.
Keputihan
Gejala dan keluhan dalam
keputihan yaitu adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari liang
sanggama dan terasa mengganggu. Keputihan disebabkan karena adanya infeksi,
jamur atau kandida (Suratun, 2008).
5.
Jerawat
Gejala
dan keluhan dalam timbulnya jerawat yaitu timbulnya jerawat di wajah atau badan
yang dapat disertai infeksi atau tidak (Suratun, 2008).
J. Lokasi penyuntikan
Dengan i.m sampai daerah glutus:
1.
Daerah bokong/pantat
2.
Daerah otot lengan atas
K. Waktu berKB
Waktu pemberian suntik dapat dilakukan
1.
Setelah menstruasi dalam lima hari atau setiap waktu selama siklus
wanita.
2.
Setelah aborsi dalam waktu lima hari setelah dilakukan aborsi.
3.
Setelah melahirkan (tidak menyusui) dilakukan setelah
melahirkan atau tiga minggu pasca partum kecuali pada wanita yang memiliki
riwayat pasca partum.
4.
Setelah melahirkan (menyusui) dilakukan segera atau
setelah melahirkan atau enam minggu pasca persalinan (Varney, 2007).
L. Kunjungan
ulang
Kunjungan ulang perlu dilakukan apabila ibu mengalami
perdarahan berat yang dua kali lebih panjang dari masa haid atau dua kali lebih
banyak dalam satu periode masa haid, sakit kepala yang berulang dan berat atau
kaburnya penglihatan, nyeri abdomen sebelah bawah yang berat dan buang air
kecil yang berulang kali (Depkes RI, 2001).
Ibu juga diharapkan melakukan kunjungan ulang jika
mengalami abses atau perdarahan tempat injeksi dan kanker merupakan komplikasi
yang mungkin terjadi pada akseptor KB suntik DMPA (Varney, 2007).
Referensi
Hartanto, Hanafi, 2003, Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi,
Pustaka Sinar Harapan, Jakarta
Saifudin,
Abdul Bari, 2003, Buku panduan praktis
Pelayanan Kontrasepsi, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta
Wiknjosastro,
Hanifa, 2005, Ilmu Kebidanan, Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta
http://www.pubmedcentral.nih.gov/pagerender.
Prohealth,http://forbetterhealth.wordpress.com
Rahardja, Kirana, 2007, Obat-obat Penting ed.6, 717, PT. Elex Media Computa, Jakarta
Rahardja, Kirana, 2007, Obat-obat Penting ed.6, 717, PT. Elex Media Computa, Jakarta
HIV / Herpes hakkındaki araştırmam sırasında Hiv / Herpes bilgisine rastladım; google'da STD araması yaparken bulması oldukça kolay olan bilgiler. HIV / Herpes Cured'in komplo olduğunu düşünerek komplo içindeydim. Komplo olmak bir cehaletti, bitkisel ilaç konusunda oldukça ilginç buldum. Bitkisel tedavinin resmi HIV / Herpes web sitelerinde soru sordum ve Hiv / Herpes propagandasını papağanladığımı söyleyen moderatörler tarafından yasaklandım. Bu, Hiv / Herpes tedavisinin olduğuna dair inancımı pekiştirdi. Daha sonra almanca adında bir bayan buldum Achima Abelard Dr Itua Hiv'i tedavi ettim. iki hafta boyunca.Ve bugün hayatımda hiçbir Hiv / Herpes Tedavi Edilmedim, Hiv / Herpes gruplarının Hiv / Herpes Bitkisel Tedavisi hakkında daha fazla bilgi edinmek için insanlarla iletişim kurma girişiminde bulunmaya çalıştım. aynı hastalıkta bu bilgiler size yardımcı olur ve bu bilgiyi diğer insanlara yardım etmek umuduyla yaymak için elimden gelenin en iyisini yapmak istedim. Bu Dr Itua Bitkisel Tıp, acı çeken insanlar için bir umut olduğuna inanmamı sağlıyor, Parkinson hastalığı , Şizofreni, Kanser, Skolyoz, Fibromiyalji, Florokinolon Toksisite Sendromu Fibrodysplasia Ossificans Progressiva.Infertilite, Epilepsi, Diyabet, Çölyak hastalığı, Artrit, Amyotrofik Lateral Skleroz, Alziyer hastalığı s.Hiv_ Aids, Herpes, İnflamatuar barsak hastalığı, Copd, Diyabet, Hepatit, Tasha ve Tara, Conley, Mckinney'i ve her çeşit hastalıktan nasıl daha fazla acı çektiğini çevrimiçi olarak okudum, bu yüzden onunla iletişim kurdum. Kendisi Tanrı'nın eşsiz bir kalbi olan bir bitkisel doktordur, Contact Emal..drituaherbalcenter @ gmail.com Telefon veya whatsapp .. + 2348149277967.
BalasHapus